Garisjabar.com- Pemerintah Kota Bandung terus mengantisipasi bencana banjir yang kerap terjadi di setiap tahun di saat musim hujan tiba. Program Mapag Hujan menjadi salah satu upaya dalam mengantisipasi banjir di Kota Bandung.
Program yang bakal dilakukan secara maraton itu fokus kan mengangkat sedimentasi dan membersihkan kotoran dari aliran sungai tersebut serta menjaga lingkungan agar terhindar dari banjir.
Hal ini, Wali Kota Bandung Oded M Danial bersama Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, secara simbolis sudah memulai gerakan bebersih sungai yang diberi nama (Mapag Hujan) di kawasan Sungai Cinambo Lama Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung.Rabu(9/10/2019).
“Kita hari ini mengadakan acara Mapag Hujan maraton beberesih walungan sungai dan solokan. Tujuannya adalah sebagai bentuk warga Bandung cinta alam, supaya hujan jadi barokah tidak jadi musibah,” ujar Oded.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Bandung mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi dan berkolaborasi dengan pemerintah. Rencananya, kegiatan Mapag Hujan itu akan dilakukan setiap hari hingga 31 Oktober, mendatang.
Ia menyebutkan, Mapag Hujan merupakan salah satu upaya pemerintah kota dalam mengantisipasi banjir di saat musim hujan tiba. Sebab, dengan kegiatan yang dilakukan secara serentak dan berkelanjutan ini diharapkan, kondisi lingkungan terutama aliran sungai bisa bersih dari sampah dan sedimentasi. Sehingga, air yang mengalir dari hulu dapat ditampung dengan maksimal di aliran sungai.
Namun hal Ini merupakan langkah kami untuk mengantisipasi banjir. Saya berharap, seluruh elemen dan masyarakat Kota Bandung untuk melaksanakan program maraton Mapag Hujan dan bebersih yang dilakukan mulai hari ini,” kata dia. Lokasi kawasan Sungai Cinambo Lama.
Menurutnya, di Kota Bandung terdapat sekitar 40 aliran anak Sungai Citarum yang menyebar ke seluruh pelosok. Banyaknya aliran anak sungai itu juga harus dijaga kebersihannya sehingga di saat hujan tiba, air yang datang tidak meluap.
“Karena banyak, mudah-mudahan dengan kesiapan kita, hujan yang turun nanti menjadi barokah tidak menjadi banjir dan musibah,” kata Oded.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, kegiatan Mapag Hujan yang pertama kali dilakukan ini melibatkan seluruh unsur masyarakat di Kota Bandung.
Ia katakan rasa gotong royong masyarakat di Kota Bandung masih cukup tinggi sehingga kegiatan positif demi memperkecil risiko banjir maka pemerintah juga melibatkan masyarakat di kewilayahan masing-masing.
“Menyadari bahwa rasa gotong-royong itu tinggi. Makanya saya mangajak untuk keterlibatan komunitas masyarakat betul-betul bisa digerakan,” ujarnya.
Lanjut Yana, Pemkot Bandung telah melakukan berbagai upaya mencegah banjir. Di antaranya memperbanyak sumur resapan, drum pori dan membuat kolam retensi. Ia berharap, warga bisa turut memeliharanya sehingga mampu mengantisipasi banjir.
“Kita juga perbanyak sumur resapan di rumah juga membuat kolam retensi. Mudah-mudahan pada saat musim hujan, air itu bisa ditampung di kolam rentensi sumur resapan serta drum pori. Itu bisa meminimalisir kelebihan air di titik tertentu di Kota Bandung,” ucap Yana.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandung Didi Ruswandi mengungkapkan, di Kota Bandung ada sekitar 12 Sub DAS Citarum dan 46 anak sungai. Dari jumlah aliran sungai tersebut sebagian besar kondisinya memprihatinkan sehingga perlu pengangkatan sedimentasi.
Namun untuk sementara pihaknya akan fokus di beberapa aliran sungai yang dinilai memiliki potensi menjadi penyebab terjadinya banjir.
“Hampir semua kritis, tapi karena sumber daya manusia kita terbatas. Jadi kita prioritaskan, potensi banjir besar. Seperti Cinambo, Cipamulihan, Citepus, Cibeuereum, termasuk anak-anak sungainya,” kata dia. (Frn)