Sepanjang 2020 Kebencanaan di Purwakarta Cenderung Menurun

oleh -338 Dilihat

 

PURWAKARTA, garisjabar.com- Kaleidoskop kebencanaan yang terjadi sepanjang 2020 di wilayah Kabupaten Purwakarta cenderung menurun. Namun, justru di 2020 ini Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Purwakarta lebih terfokus pada bencana non alam, yakni Covid-19.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Purwakarta Wahyu Wibisono menyampaikan, bahwa ada dua fungsi penanggulangan bencana yang menjadi fokus mereka, yakni kebakaran dan bencana di luar kebakaran.

“Mungkin sama dengan daerah lain di 2020 ini, yaitu dinas kami menjadi sekretariat Covid-19. Wabah corona di Purwakarta pertama kali muncul pada 14 Maret 2020 dan sampai saat ini belum mereda,” kata Wahyu Wibisono. Kamis (31/12/2020).

Namun sepanjang 2020, kata Wahyu Wibisono, hingga ke penghujung tahun masih didominasi dengan bencana kebakaran. Hal ini memang menjadi perhatian lantaran, menurut Wahyu Wibisono, Purwakarta memiliki sebanyak tiga kawasan industri dan tujuh zona industri.

“Paling banyak tetap kebakaran ada di wilayah Kecamatan Purwakarta, karena jumlah penduduknya lebih padat dibanding kecamatan lainnya. Penyebab dari kebakaran masih terbanyak karena kelalaian manusia. Jadi, jelas ini tantangan kami dalam mitigasi bencana,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Diskar PB Purwakarta, tercatat tak ada korban jiwa dalam kasus kebakaran di sepanjang 2020, dan hanya dua orang luka berat, serta dua orang yang alami luka ringan, dengan total taksiran kerugian dari kasus kebakaran yang mencapai 55 persen sekitar Rp 3 miliar.

Sehingga setelah kebakaran, kasus terbanyak kedua yaitu bencana tanah longsor dengan persentase sebesar 33 persen di sepanjang 2020.

Menurutnya, Purwakarta memang memiliki kontur wilayah dataran tinggi, seperti di Kecamatan Pondoksalam, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Kiarapedes, dan Kecamatan Bojong. Selanjutnya, ada pula yang memang konturnya flat, seperti Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Campaka, Kecamatan Bungursari, dan Kecamatan Babakancikao.

“Wilayah lainnya terjadi angin puting beliung sebesar 12 persen. Alhamdulillah Purwakarta sampai sekarang tak ada banjir dan kekeringan. Kalau terjadi banjir itu hanya sesaat ketika hujan deras di daerah tertentu serta karena drainase yang tak lancar,” ucapnya.

Sementara kasus kekeringan bisa diatasi, lantaran kata Wibi, pihaknya membantu menyuplai 45 ribu air dan semuanya anggaran dari APBD dengan membeli airnya dari PDAM. (Rsd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *