Garisjabar.com- Ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) Lawang Saketeng dan Jalan Pedati membubarkan diri atau walk out saat rapat sosialisasi rencana relokasi 696 pedagang ke Pasar Bogor itu, Jumat (28/2/2020).
Namun, kericuhan tersebut terjadi saat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPPJ) menyampaikan rencana sosialisasi untuk memindahkan mereka pada 6 Maret mendatang.
Sehingga, pedagang membubarkan diri dengan meninggalkan aula kantor Kelurahan Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, sambil berteriak menolak rencana relokasi dari Pemkot Bogor itu.
Hal ini, perwakilan pedagang, Uji Syam mengatakan, seluruh pedagang Lawang Saketeng dan Jalan Pedati menolak relokasi pada 6 Maret mendatang.
“Kami minta agar waktu relokasi ditangguhkan sampai lebaran. Itu sangat realistis melihat situasi kondisi saat ini,” ujarnya.
Menurutnya, penangguhan relokasi berdasarkan potensi yang akan didapatkan oleh para pedagang. Sebab sebentar lagi menghadapi bulan puasa dan tahun ajaran baru. Sehingga, jika harus dipindahkan sekarang, pedagang akan merugi.
“Apakah pihak Pemkot Bogor mau bertanggung jawab atas kerugian yang dialami pedagang?,” kata Uji.
Sambungnya, kordinator pedagang Irpan Efendi menyampaikan, sesuai dengan kesepakatan bersama seluruh pedagang, relokasi itu harus dimundurkan hingga lebaran nanti.
Sementara itu, permintaan ini menyangkut nasib pedagang yang harus diperjuangkan menjelang bulan puasa maupun kebutuhan mendesak lainnya. Ketika pedagang dipindahkan, belum tentu langsung normal seperti biasanya. Artinya pendapatan pedagang belum jelas jika dipindahkan.
“Apa Pemkot Bogor mau bertanggung jawab ketika pedagang sepi dan tidak laku jualannya di tempat yang baru? Kami minta waktu mundur sampai lebaran itu sangat realistis, demi kelangsungan kehidupan pedagang,” ujarnya.
Dirut PPPJ Muzakkir mengaku pihaknya tetap melakukan eksekusi relokasi pada 6 Maret 2020.
“Program tetap kita jalankan untuk relokasi nanti,” kata Muzakkir.
Hal ini, PPPJ lebih fokus menata tempat untuk mempersiapkan lokasi bagi pedagang tersebut.
“Kita berharap semua pedagang akan mendapatkan masing masing lapaknya, tetapi saat ini baru 400 am pedagang tertampung, sisanya bisa bergiliran sistem shif antara pedagang malam dan siang,” ucapnya. (Rht)