Produksi Manggis Turun Drastis Sepanjang 2025

oleh -4 Dilihat

Garisjabar.com- Produksi manggis di Kabupaten Purwakarta mengalami penurunan drastis sepanjang 2025. Kamis (13/11/2205).

Namun, ‎berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Purwakarta, hasil produksi manggis hingga September 2025 hanya mencapai 1.574 ton, jauh menurun dibandingkan 2024 yang mencapai 18.005 ton.

‎Kepala Dispangtan Kabupaten Purwakarta, Hadyanto Purnama, mengatakan bahwa penurunan produksi ini dipengaruhi oleh siklus dua tahunan tanaman manggis serta tingginya intensitas hujan sepanjang 2025.

‎”Panen tahun ini tidak seperti tahun kemarin karena manggis itu punya siklus dua tahunan. Tahun 2025 ini hujan terus-menerus, sehingga pertumbuhannya berkurang dan banyak buah yang gugur,” ujar Hadyanto kepada wartawan, Rabu (12/11/2025).

‎Meski produksi menurun, kualitas manggis Purwakarta justru meningkat. Hadyanto menyebut rasa buah tahun ini lebih manis dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

‎”Kualitasnya lebih bagus, rasanya manis-asam seimbang. Secara ukuran pun lebih besar dibanding panen 2024,” katanya.

‎Ia menyampaikan, populasi pohon manggis di Purwakarta tercatat mencapai 179.584 pohon, meningkat sekitar 1.697 pohon dibanding tahun lalu. Sebanyak 800 pohon di antaranya merupakan bantuan pemerintah daerah, sisanya hasil swadaya petani.

‎Ia menyebutkan, pihaknya juga terus mendorong peningkatan mutu melalui penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur), GAP (Good Agricultural Practices), dan GHP (Good Handling Practices). Selain itu, sebanyak 562 petani telah memiliki registrasi kebun untuk mempermudah akses ekspor.

‎”Registrasi kebun dan petani ini penting karena jadi salah satu syarat ekspor. Kami bantu gratis supaya buah manggis Purwakarta punya legalitas dan daya saing di pasar luar negeri,” ujarnya.

‎Menurutnya, harga manggis di tingkat petani kini berkisar Rp50.000 per kilogram, relatif stabil dibanding tahun lalu.

Akan tetapi, hanya sekitar 30 persen dari total produksi yang mampu menembus pasar ekspor karena keterbatasan perusahaan eksportir yang benar-benar berasal dari Purwakarta.

‎”Kita mencatat ekspor sekitar 54 ribu kilogram atau 3,34 ton, itu pun hanya 30 persen dari petani lokal. Sisanya dari luar daerah,” katanya.

‎Hadyanto mengatakan, sentra manggis Purwakarta masih terpusat di lima kecamatan, yakni Panyawangan, Kiarapedes, Bojong, Darangdan, dan Pondok Salam.

“Tahun ini, kami kembali menyalurkan 1.000 bibit pohon manggis untuk menjaga populasi tanaman dan keberlanjutan produksi,” ucapnya. (Don)