BOGOR-Garisjabar.com
Polres Bogor dalam waktu dekat akan mendata dan memanggil sekolah-sekolah yang kerap terlibat tawuran.
Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar AM Dicky meminta kepada pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi terkait keberadaan sekolah tingkat SMK di wilayah Kabupaten Bogor.
Hal ini, dikarenakan aksi tawuran maupun duel pelajar di wilayah Bogor yang kerap memakan korban luka berat hingga meninggal dunia.
“Kita minta sekolah yang sering tawuran di Bogor dievaluasi. Kalau tidak bisa memberikan pendidikan yang baik, lebih baik dicabut saja izin sekolahnya,” ujar Dicky Mapolres Bogor.
Ia menilai, aksi tawuran atau perkelahian hingga memakan korban jiwa karena masalah gengsi dan kurangnya pihak sekolah memberikan pengawasan yang ketat terhadap muridnya.
“Banyak sekolah-sekolah di Bogor sering tawuran, sudah temurun junior senior hanya masalah gengsi ini perlu didalami siapa alumni-alumninya, harus ada peran aktif juga dari pihak sekolah,” kata dia.Senin (2/9/2019).
Namun Ke depan, Polres Bogor akan melakukan pendataan setiap sekolah yang sering terlibat tawuran untuk nantinya menjadi bahan evaluasi kepada pemerintah daerah setempat maupun pihak terkait lainnya.
“Kita data sekolah yang tawuran tanggal berapa, setiap tahun berapa. Untuk bahan evaluasi dinas pendidikan atau pemerintah,” ucapnya.
Sebelumnya, seorang pelajar SMK bernama Afga (17) tewas usai terlibat duel maut menggunakan senjata tajam jenis celurit di daerah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 22 Agustus 2019.
Polisi pun telah menetapkan dua tersangka atas kejadian tersebut yakni J (17) dan AM. Duel maut tersebut diketahui hanya dipicu masalah gengsi antar sekolah SMK di Bogor juga untuk adu kekuatan. (Rht)