PURWAKARTA, garisjabar.com- Sejumlah peternak ayam petelur di Desa Cicadas, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta, tersisihkan keuntungan tak seperti tahun kebelakang.
Harga telur ayam mulai merangkak naik dalam beberapa hari belakangan ini.
“Dulu 25.000 ribu perkilo dan itu pun bertahap 27,28 dan sekarang hampir 30 lebih,”ujar Lili.
Menurut Lili Abdulah sebagai pertenak, akibat kenaikan harga juga terjadi karena kenaikan pakan ternak untuk ayam petelur. Hal ini dinilai merupakan faktor dominan, mengapa terjadi kenaikan harga telur ayam.
“Ada banyak faktor yang mendorong kenaikan harga telur, bukan hanya pakan tapi juga produksi yang punya faktor dominan terhadap kenaikan harga telur,”kata Lili. Senin (22/8/2022).
Lili Abdullah menyebutkan, harga sejumlah jenis pakan terus mengalami kenaikan beberapa bulan terakhir. Ini menjadi faktor utama yang memicu harga jual telur ayam sangat tinggi.
Mereka mengeluhkan harga sejumlah jenis pakan dan konsentrat yang dijual pabrik terus mengalami kenaikan beberapa bulan terakhir. Ini menjadi faktor utama yang memicu harga jual telur ayam sangat tinggi.
Peternak yang sudah memulai usaha telur sejak tahun 2017 mengungkapkan, kondisi harga pakan saat ini, sudah di luar kemampuan peternak.
Sedangkan harga pakan memiliki andil yang sangat besar dalam penentuan Harga Pokok Produksi (HPP), sementara manajemen dan perawatan hanya beberapa persen.
“Faktor utama adalah harga pakan. Sebulan ini saja, kenaikan sudah 100 rupiah perkilogram. Kalau pakan sudah naik tidak pernah turun lagi,” kata Lili.
Memang kenaikan ini bertahap, tapi dalam waktu yang singkat dan berturut-turut. Peternak, kata Lili Abdullah, seakan dipaksa membeli pakan dengan harga yang sangat tinggi.
Namun setiap hari, Lili harus memberi makan dua kali, dan untuk pakan itu lebih dari satu kintal per hari. (Rsd)