Garisjabar.com- Polres Cimahi, Kabupaten Bandung Barat menangkap SN alias Abang (29) penjaga warung karena diduga telah mencabuli 17 anak sekolah dasar (SD), Rabu (25/12/2019).
Namun, Aksi asusila bapak dua anak itu ternyata sudah dilakukan sejak 2017 lalu, namun baru terbongkar setelah korban melaporkan ke orang tuanya.
Sehingga marah dengan perbuatan pelaku orang tua anak itu, lalu melapor ke kepala sekolah pada Rabu (18/12/2019). Pihak sekolah yang khawatir kemudian mengumpulkan siswa dan ternyata ada 17 siswa yang mengaku menjadi korban pelaku. Sehingga akhirnya pada Senin (23/12/2019) kepala sekolah melaporkan kasus ini ke Polsek Cisarua.
Kapolres Cimahi, AKBP M Yoris Maulana Yusuf Marzuki menyampaikan, kasus ini terbongkar setelah Polsek Cisarua menerima laporan dari orang tua korban dan kepala sekolah. Dia mensinyalir jumlah korban bisa bertambah.
Kapolres mengatakan, akan mengembangkan kasus ini bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) KBB, karena tidak menutup kemungkinan korbannya masih banyak.
“Saya rasa kalau dilakukan dari 2017, korbannya bisa lebih dari 17 anak. Makanya kami masih akan dalamu kasus ini,” ujarnya.
Hal ini, Yoris menyebutkan, dari pelaku petugas mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya seragam olah raga milik salah seorang anak, serta celana dalam. Akibat tindakannya tersebut pelaku sudah ditahan di Mapolsek Cisarua dan akan dijerat dengan Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Tahun 2014 Perubahan Undang-Undang 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun.
Pelaku mengaku sebelum melakukan aksi bejatnya, mengiming-imingi para korbannya dengan uang Rp5.000 atau diberi makanan, minuman, dan petasan.
Namun SN mengungkapkan, perbuatannya itu dilakukan untuk menghilangkan rasa jenuh setelah seharian menjaga warung. Selain itu, ia kerap terangsang melihat video aksi pencabulan kepada anak di HP.
Hal itu, yang mendorongnya berbuat asusila kepada 17 siswa di sekolah yang dekat dengan warungnya, karena banyak dari mereka yang sering jajan ke warung.
“Sudah saya lakukan dari tahun 2017. Ya untuk menghilangkan jenuh kalau nunggu warung, dan ketika terangsang kalau liat video (asusila) di HP,” kata dia.
Wakil Ketua KPAI KBB, Prihatin Mulyati mengaku prihatin dan akan memberikan pendampingan serta trauma healing supaya siswa-siswa tersebut tidak trauma atau psikologisnya tidak down. (Frn)