Garisjabar.com- Launching Pusat Laboratorium Gerakan Sarjana NU dan Ngaji Islam Nusantara, yang di lakukan Kantor Sekretariatan ISNU Kabupaten Purwakarta.Jalan Basuki Rahmat.Selasa (8/10/2019).
Acara tersebut, dengan tema Menarasikan Trem Islam Nusantara di Era Melenial yang di hadiri oleh Drs. Bahir Muhlis, M.pd. dan anggota DPRD Kabupaten Purwakarta, Ceceng Abdul Qodir, dari Partai (PKB) serta jajaran pengurus NU dan para tamu undangan.
Sebelum acara dimulai melakukan baca doa bersama, menurut Ketua PCNU Kabupaten Purwakarta, Bahir Muhlis mengatakan, tradisi Islam Nusantara yang kerap dilakukan oleh masyarakat Indonesia telah membangkitkan literasi keislaman.
Ada yang menilai Islam Nusantara sebagai model ekspresi keislaman yang kuno dan jadul. Mengapa? Karena biasanya Islam Nusantara selalu diasosiasikan dengan peci hitam, sarung, orang-orang tua, tidak kekinian, dan lain sebagainya. Lalu, bagaimana agar Islam Nusantara bisa diterima kaum muda atau generasi milenial.
Deni Ahmad Haidar sebagai narasumber menjelaskan, bahwa Islam Nusantara sebagai model keberislaman Nusantara digaungkan kembali menjadi narasi besar oleh Nahdlatul Ulama pada Muktamar.
Namun wacana Islam Nusantara tersebut kemudian menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. Dan kelompok yang kontra terus-menerus melakukan counter narasi, baik melalui media sosial maupun mimbar khotbah. (Rsd)
