BOGOR- Garisjabar.com
Kota Bogor sebagai kota sejuta angkot belum lekang hingga sekarang. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto terus bersikeras mengurangi jumlah angkutan perkotaan di Bogor tersebut dengan mengkonversi menjadi transportasi Lintas Raya Terpadu (LRT).
Hal ini, Bima mengatakan, proses konversi dari angkutan perkotaan menuju LRT dilakukan secara bertahap. Sebelum membangun infrastruktur LRT, menurutnya, Pemerintah Kota Bogor akan mensubtitusi angkutan perkotaan dengan minibus.
“Kita akan jalan dengan proses konversi, angkot secara bertahap di tengah kota akan dihilangkan, diganti dengan bus kecil kecil,” ujar Bima Arya, saat ditemui di sela acara Kongres ke-5 Diaspora di Kota Kasablanka, Jakarta.
Hal tersebut, untuk mengembangkan LRT, pemerintah Kota Bogor akan menggandeng pihak swasta. Sayangnya, Bima masih enggan menyebutkan siapa yang akan digandeng untuk membangun infrastruktur LRT di Kota Bogor. Pihaknya masih menyusun konsep pembangunan LRT tersebut.
“Proses membangun sistem angkutan rel di pusat kota Bogor dengan trem ini sedang dilakukan persiapan-persiapan,” kata dia.Sabtu (10/8/2019).
Ia berjanji dalam lima tahun ke depan angkot di kota Bogor bisa hilang dalam lima tahun ke depan jika LRT sudah beroperasi. “Nantinya akan hilang 5 tahun lagi, saya pastikan 2024 jumlah angkot di pusat kota akan berkurang,” ucap Bima Arya.
Informasi yang dihimpun CNBC Indonesia, angkutan di Kota Bogor masih padat, diperkirakan ada sekitar 3.000 unit angkot yang tersebar di berbagai trayek. Namun seiring dengan keberadaan taksi daring maupun ojek daring, jumlah angkot yang beroperasi diperkirakan hanya 600 unit saja. (Rht)