Garisjabar.com- Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 mengguncang wilayah Bekasi dan dirasakan sampai bendungan Jatiluhur Purwakarta, pada Rabu (20/8/2025) malam pukul 19.54 WIB.
Sementara, pihak Perum Jasa Tirta II yang mengelola bendungan waduk Jatiluhur, terus melakukan inspeksi visual terhadap kondisi fisik bendungan tersebut yang dikhawatirkan adanya retakan dampak gempa.
Jarak gempa dengan bendungan waduk Jatiluhur relatif dekat, yaitu 15,37 Kilometer. Namun, pihaknya melakukan dua langkah pengamanan.
Menurut General Manager Unit Wilayah IV Jasa Tirta II Anom Soal Herudjito, akan melakukan langkah-langkah pengamanan disekitaran Bendungan waduk Jatiluhur.
Yang pertama melakukan update data-data dari instrumen keamanan Bendungan seperti pergerakan tubuh Bendungan dan rembesan.
Kemudian, juga melakukan inspeksi visual terhadap kondisi fisik Bendungan,”Apakah ada retakan atau longsor,” kata Anom Soal Herudjito.
Tak hanya itu, secara peraturan juga karena ini jaraknya relatif dekat lebih kurang dari 25 Kilometer, maka sejak semalam sampai saat ini kita melakukan inspeksi luar biasa.
Perum Jasa Tirta II saat ini memiliki dua alat otomatis yang dapat memantau parameter tubuh bendungan selama 24 jam.
Pertama adalah strong motion accelerometer untuk membaca pergerakan atau percepatan gempa di bendungan ini.
“Kedua adalah kita memiliki geodetik monitoring system. Itu adalah E robotic device yang bisa 24 jam memantau pergerakan eksternal tubuh bendungan,” ucapnya.
Selain Bendungan Insinyur Haji Juanda, juga di Kamojing Karawang, dan Cipancuh Subang.
Bahkan ada beberapa tanggul kecil penutup atau daik seperti Parang Gombong atau di Uruk, dan Ciganea.