Disperindag Atasi Tingginya Harga Tahu Tempe

oleh -268 Dilihat

BANDUNG, garisjabar.com- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) hendak berkoordinasi dengan Pusat Koperasi Tahu dan tempe Indonesia (Puskopti) guna mengatasi harga jual tahu dan tempe yang mahal.

Disperindag bersama Satgas Pangan, Dinas Ketahan Pangan dan Peternakan, serta Gabungan
menggelar operasi pasar sesuai arahan Kementerian Perdagangan dan Badan Ketahan Pangan Kementerian Pertanian.

“Sudah (berkomunikasi) dengan Puskopti. Tapi belum secara keseluruhan bersama dengan pengusaha tempe,” kata Eem Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat. Minggu (30/5/2021).

Tak hanya itu, kata Eem, kedelai berbeda dengan komoditas lain mengingat masih mengandalkan impor. Masalah ini tidak hanya terjadi di Jabar, melainkan terjadi di seluruh Indonesia.

Namun pihaknya memastikan bahwa dari informasi yang didapat dari Gakoptindo, tidak ada perintah agar produsen tempe dan tahu melakukan mogok produksi.

“Mungkin ada yang mogok tapi tidak semuanya, pemerintah tidak tinggal diam kok,” ujar Eem.

Menurut Eem, kalau tahu tempe naik 30 persen, itu tidak akan jadi masalah, secara organisasi Gakoptindo tidak menyarankan libur produksi, kalau dia mogok implikasinya malah akan lebih banyak.

Sementara, mahalnya tahu dan tempe tidak memengaruhi proses jual beli dua pangan berbahan dasar kacang kedelai tersebut di beberapa pasar yang ada.

Namun untuk diketahui, perajin tempe dan tahu Anang (37) terpaksa menaikkan harga jualnya.

“Makin lama harga kacang (kedelai) makin tinggi. Mau engga mau, (harga jual) naik,” ucapnya salah satu perajin tempe, Anang.  (Frn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *