PURWAKARTA, garisjabar.com- Proyek pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi permukaan yang berlokasi Jalan Kemuning, Kecamatan Kota, Kabupaten Purwakarta, yang baru dikerjakan satu bulan selesai dikerjakan ambruk ditelan bumi.
Sementara melihat kondisi irigasi tersebut patut diduga di kerjakan asal asalan.
Hal ini, ambruknya saluran irigasi tersebut diduga akibat kualitas serta pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak rekanan dari Dinas PUTR sangat buruk serta kurangnya pengawasan dari Dinas PUTR. Terbukti Hal itu terlihat dari adanya kerusakan fisik pada irigasi yang ambruk.
Medi (45) warga setempat yang rumah nya berada didekat lokasi irigasi mengalami kerugian materi, pasalnya, hewan peliharaan mati terbawa air akibat ambruknya irigasi itu.
“Entok, soang mati terbawa air dikarenakan irigasi ambruk, bukan cuma entok sama soang aja, tetapi telor juga pada abis kebawa air,”kata Medi kepada awak media dengan wajah lesu, Sabtu (6/1/2024).
Dikatakan Medi, air yang masuk ke rumah mencapai ketinggian kurang lebih satu meter, sehingga kandang entok dan soang miliknya terbawa arus air. Namun, Ia berharap ada etikat baik dari pihak pelaksanaan untuk mengganti atas kerugian yang dialaminya.
“Air yang masuk rumah tingginya kurang lebih satu meter, makanya kandang entok sama soang terendam, saya ingin ada ganti rugi dari pihak pelaksana kegiatan, soalnya 45 ekor hewan peliharaan saya mati, entok 41 ekor dan soang 4 ekor itu belum sama telornya, kalau ditotal kerugian saya Rp 700.000 (Tujuh Ratus Ribu Rupiah),”ujar Medi.
Seperti diketahui, proyek rehabilitasi jaringan irigasi permukiman yang di kerjakan oleh CV Dinna Fajar dengan nilai kontrak Rp 184.828.000 (Seratus Delapan Puluh Empat Juta Delapan Ratus Dua Puluh Delapan Ribu Rupiah) yang bersumber dari APBD T.A 2023 nomor kontak 73/SPK.SDA.PL.RHI18/DPUTR/lX/2023, waktu pelaksanaan 45 hari kelender. (Rsd)