Batasi Siswa SD & SMP Main Gawai

oleh -519 Dilihat

Garisjabar.com- Maraknya fenomena anak penderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) akibat kecanduan bermain gawai, Pemerintah Kota Bandung akan merencanakan program pemeliharan ayam kampung kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bandung.

Menurut, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, program tersebut untuk mengurangi kecanduan anak terhadap gawai yang dapat mengganggu aktivitasnya sebagai seorang anak.

Namun, Oded menilai, kasus ini patut mendapat perhatian dari orang tua khususnya di Kota Bandung dalam membatasi anaknya dalam bermain gawai. 

“Anak di bawah umur sebaiknya dibatasi bermain gawai. Karena gadget penuh dengan informasi perilaku masyarakat yang dewasa dan politik juga,” ujar Oded kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung. Senin (21/10/2019).

Oded menyampaikan, penggunaan gawai untuk anak kecil memang memiliki nilai positif dan negatif. Dampak positifnya, kata Ia, anak bisa lebih cepat memperoleh informasi yang dibutuhkan. Namun, di sisi lain banyak juga informasi negatif seperti berita hoaks dalam dunia maya.

“Ini memang yang paling berat buat anak-anak kita bahkan anak sd sekalipun sekarang sudah pandai mengoprasikan gawai, beda dengan saya dulu,” kata dia.

Menurut, Oded, orang tua sudah selayaknya bisa mengawasi penggunaan gawai kepada anak-anaknya. Hal tersebut dimaksudkan untuk membentengi anak membuka situs-situs dewasa yang tidak layak untuk dikonsumsi anak atau di lihat anak usia dini.

Saat ini, Oded mengatakan, pemkot Bandung ke depannya, berencana mencanangkan program yang tengah digodok yaitu membatasi penggunaan gawai bagi anak-anak khususnya siswa sekolah dengan pelihara anak ayam kampung.

Kata Ia, ke depan saya punya program untuk anak-anak sekolah SD dan SMP agar mereka tidak fokus ke gadget. Saya akan beri mereka untuk pelihara anak ayam kampung agar anak-anak memiliki kegiatan.

“Dengan kegiatan ekstra dirumah mengurangi mereka menggunakan gawai. Selain itu ada dimensi enterpreuneursip,” ujarnya.

Menurutnya, Ia mengatakan, akan dicoba dulu sekitar 20-30 orang anak di 30 kecamatan. Kalau berhasil ke depan anak-anak akan diberi satu ekor ayam.

Oded menjelaskan, program tersebut direncanakan akan dimulai pada 2019. Selain itu, harga anak ayam satu ekor hanya Rp 7500. Sedangkan jika dikalikan sebanyak 1000 ekor hanya mencapai Rp 7.500.000.

“Ayam dari siswa nanti ditimbang mana yang besar dan akan dikasih sepedah. Kalau berhasil akan diberi tambahan mengurus polibag cabai,” ucapnya. (Frn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *